Jayapura – Rencana aksi oleh Buchtar Tabuni dan simpatisan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) di Jayapura, Selasa (17/10/2023) besok, dikecam oleh Tokoh Adat dan Pemuda Papua.
Sejumlah tokoh adat dan Pemuda Papua menyatakan sikap tegas, menolak segala pembohongan publik yang dilacarkan oleh ULMWP terkait isu Papua selama ini.
Mereka adalah Ketua DPP Barisan Merah Putih Republik Indonesia, Max Abner Ohee, Ketua Umum Presidium Putra Putri Pejuang Pepera Papua, Yanto Eluay, Tokoh Pemuda Papua, Ali Kabiay, Kepala Suku Besar Kabupaten Keerom, Hermn Yoku, serta sejumlah tokoh intelektual dan komunitas pemuda Papua.
Ketua DPP Barisan Merah Putih Republik Indonesia, Max Abner Ohee mengimbau masyarakat Papua, khusunya generasi muda, menjaga kedamaian dan ketertiban bersama.
Sebab menurutnya, Papua adalah rumah bersama yang harus dijaga dari ancaman atau gangguan oleh kelompok yang ingin memecah belah kesatuan bangsa.
“Jangan terprovokasi dengan kelompok tertentu atau ULMWP dan kelompok OPM yang selama ini merugikan generasi muda Papua,” ujar Max dalam konferensi pers, usai diskusi terkini soal isu Papua di Rumah Kebangsaan, Kota Jayapura, Senin (16/10/2023).
Max yang juga anak dari almarhum Ramses Ohee, tokoh pejuang Pepera 1969, mengimbau anak Papua agar lebih giat belajar, sehingga bisa menerapkan ilmu yang diperoleh untuk kemajuan masyarakat.
“Mari anak muda manfaatkan waktu dengan baik untuk belajar agar bisa membangun Tanah Papua lebih baik,” pungkasnya.
Ketua Umum Presidium Putra Putri Pejuang Pepera Papua, Yanto Eluay, menegaskan status politik hingga integrasi Papua dengan Republik Indonesia sudah final.
Selain itu, isu disintegrasi Papua oleh kelompok tertentu yang dilancarkan setiap tahun, sudah tidak relevan lagi.
Sebaliknya, Yanto Eluay yang juga Tokoh Adat di Kabupaten Jayapura mempertanyakan posisi Buchtar Tabnuni, Benny Wenda dan sejumlah pihak dalam upaya memisahkan Papua dari Indonesia.